Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 75; Roma 3; Bilangan 33-34
Pernahkah Anda menolak memaafkan seseorang yang bersalah pada Anda, meskipun ia sudah memohon-mohon minta dimaafkan? Pernahkah Anda justru merasa bangga karena menjadi pihak yang ‘disakiti' dan karena mampu bertahan di tengah penderitaan?
Sebagian dari kita senang jika kita dibuat menderita oleh perlakuan yang tidak semestinya oleh orang lain, hanya karena merasa dengan begitu, kita membuktikan diri lebih baik. Kita tidak mau memaafkan, karena merasa lebih unggul dari segi moral dibandingkan orang yang berbuat salah itu.
Taurat menetapkan hukuman yang sangat berbeda untuk pembunuhan terencana dengan pembunuhan yang tidak disengaja. Bagaimana para penegak hukum itu mampu membedakan keduanya? Jika yang terbunuh tidak sedang bersengketa dengan yang membunuhnya dalam waktu 2-3 hari, pembunuhannya dianggap tidak disengaja.
Fakta ini unik. Ajaran Yahudi menyebutkan bahwa waktu yang wajar bagi seseorang untuk merasa marah karena disakiti, salah paham atau dikecewakan oleh orang lain adalah sekitar tiga hari. Jika lebih dari itu, orang itulah yang sengaja memelihara kepahitannya.
Betapa tidak enaknya menyimpan dendam pada orang-orang yang pernah bersalah pada kita. Alih-alih memiliki hubungan baik dan berkesan dengan mereka, kita malah jadi terasing. Jadi, jika Anda tidak mau hidup sendirian, janganlah merasa hebat karena Anda bisa hidup dengan dendam.
Satu dendam yang dipendam sanggup membakar habis kasih Anda.